Seiring dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di Jakarta, kawasan Gelora Bung Karno kembali dibuka untuk umum pada Jumat (5/6). Dikutip dari akun Instagram GBK, masyarakat mulai berolahraga outdoor di kawasan GBK dengan masuk melalui pintu 5 atau pintu 10.
Dari foto-foto yang berhasil didapat, tampak puluhan warga membanjiri area GBK. Mereka menggunakan masker untuk melindungi mulut dan hidungnya dari paparan virus corona. Itu dilakukan baik oleh para pesepeda maupun pelari.
Yang jadi pertanyaan, apakah aman menggunakan masker saat berolahraga mengingat penggunaan masker dapat menghambat laju pernapasan, sedangkan saat berolahraga seseorang akan membutuhkan oksigen yang lebih banyak? Mari kita bahas secara terperinci.
Apakah aman menggunakan masker saat berolahraga?
Secara umun, berolahraga dengan memakai masker masih terbilang aman. Namun menurut Grayson Wickham, seorang ahli terapi fisik dan spesialis di Movement Vault, orang yang memiliki kondisi kardiovaskular atau gangguan pernapasan yang mendasarinya harus berhati-hati saat berolahraga menggunakan masker.
Jika seseorang memiliki gangguan pernapasan, lebih baik konsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan berolahraga menggunakan masker. Selain itu, bagi orang yang tidak berolahraga dalam kurun waktu yang cukup lama, lebih baik hindari olahraga menggunakan masker.
Menurut Scott McAfee, ahli terapi fisik dan spesialis ortopedi di MovementX, saat berolahraga memakai masker, apa pun jenisnya, maka itu bisa mengurangi aliran udara ke paru-paru. Artinya, lebih sedikit oksigen di paru-paru, lebih sedikit pula oksigen dalam aliran darah dan otot.
“Masker yang berbeda memiliki berbagai tingkat pembatasan aliran udara, tergantung pada ketebalan material,” kata McAfee kepada CNET. “Dengan lebih sedikit udara, tubuh Anda memiliki lebih sedikit oksigen yang tersedia untuk digunakan selama latihan untuk mengubah glukosa menjadi energi.”
McAfee mengatakan, siapa pun orangnya, bahkan yang memiliki tingkat kebugaran relatif tinggi sekalipun, dipastikan akan lebih mudah lelah ketika berolahraga menggunakan masker karena aliran oksigen ke dalam tubuh terhambat oleh masker.
“Selama beberapa minggu, tubuh kamu tentu akan beradaptasi dengan menjadi lebih efisien dalam metabolisme oksigen, tetapi ini membutuhkan waktu,” kata McAfee. “Jika kamu mulai merasa pusing, tidak seimbang, atau terlalu lelah, berhentilah. Jadilah cerdas dan jangan berlebihan melakukannya.”
Sedangkan laporan The New York Times menjelaskan, seseorang dapat tidak memakai masker saat berolahraga, jika lingkungan tempat ia berolahraga tidak terlalu banyak orang, atau setiap orang yang berolahraga menerapkan physical distancing atau jaga jarak. Adapun virus dapat menular ketika seseorang berbincang secara berdekatan.
Tapi jika peraturan suatu daerah mewajibkan setiap orang memakai masker, maka kamu dapat berolahraga dengan intensitas ringan. Ini tak lain untuk menghindari gejala-gejala yang ditimbulkan karena kekurangan oksigen, seperti pusing, sakit kepala, dan sesak napas. Intinya, kamu bisa berolahraga menggunakan masker asalkan senantiasa memerhatikan tanda-tanda peringatan pada tubuh.

 

 

 

 

Source : https://kumparan.com/kumparansains/olahraga-pakai-masker-saat-psbb-transisi-aman-atau-tidak-1tZTKdijYDT
Foto     :Antara Foto/Puspa Perwitasari